Return to site

Manajemen Diabetes Pada Lansia Dapat Lebih Sulit

November 4, 2021

Sekitar 6% dari populasi dunia mengalami diabetes tipe 2. Bahkan semua orang dari segala usia dapat mengalami kondisi ini jika tidak menerapkan gaya hidup sehat. Dari 6% tersebut, jumlah orang dewasa namun masih belum memasuki lansia, dengan diabetes tipe 2 meningkat pesat di seluruh dunia. Sedangkan, orang dewasa di atas usia 65 tahun hampir mencapai setengah dari semua kasus orang dewasa.

Ada banyak cara untuk mengelola diabetes tipe 2 termasuk mengontrol berat badan melalui diet dan olahraga, atau minum obat herbal DMPHas untuk mengatur kadar gula darah. Tetapi banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa diabetes tipe 2 pada lansia bisa lebih sulit untuk dikelola. Ini berarti orang yang berusia di atas 65 tahun perlu melakukan manajemen diabetes tipe 2 secara berbeda.

Ada sejumlah alasan mengapa diabetes tipe 2 lebih sulit untuk dikelola pada lansia. Pertama, penuaan dapat memengaruhi kontrol gula darah, karena organ tubuh (seperti pankreas, yang mengontrol kadar insulin dan gula darah) kehilangan kemampuan untuk bekerja sebaik dulu.

Selain itu, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa diabetes dapat menyebabkan orang menua lebih cepat. Diperkirakan hal ini disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam aliran darah sehingga mengalami penuaan dini pada sel-sel tubuh. Penuaan dini ini dapat menyebabkan penyakit yang terkait dengan penurunan kualitas anggota tubuh terkait usia (seperti radang sendi atau demensia) terjadi lebih cepat.

Frailty atau keadaan kesehatan yang dikaitkan dengan penurunan ketahanan fisik dan mental pada lansia juga mempengaruhi lebih banyak orang dengan diabetes tipe 2 daripada populasi lainnya. Faktanya, diperkirakan 25% lansia dengan diabetes tipe 2 juga menjadi lebih lemah. Orang yang lemah dan memiliki diabetes tipe 2 memiliki kesehatan yang lebih buruk dan peningkatan risiko kematian dari semua penyebab dibandingkan dengan mereka yang tidak lemah. Kelemahan dikaitkan dengan penurunan fungsi fisik dan kognitif dan peningkatan risiko gula darah rendah. Kedua faktor ini dapat membuat pengobatan diabetes tipe 2 menjadi lebih rumit.

Demensia, yang lebih sering terjadi pada lansia, juga dapat membuat lebih sulit untuk mengelola diabetes tipe 2. Ini karena masalah memori yang disebabkan oleh kondisi ini dapat membuat pasien lebih sulit mengingat untuk minum obat mereka, atau mengambil dosis obat yang tepat. Terlebih lagi, diabetes tipe 2 pada lansia sebenarnya merupakan faktor risiko untuk mengembangkan demensia termasuk penyakit Alzheimer. Sementara hubungan antara keduanya tidak sepenuhnya dipahami, peningkatan kadar gula darah dan insulin yang tidak bekerja dengan baik telah dikaitkan sebagai penyebabnya.

Memiliki kondisi kesehatan lain juga dapat mempersulit pengobatan diabetes. Hingga 40% lansia dengan diabetes tipe 2 memiliki empat atau lebih penyakit penyerta, seperti penyakit jantung atau demensia. Kondisi ini dapat membuat tidak mungkin untuk mencapai target pengobatan normal dan obat yang dikonsumsi untuk mengobatinya dapat berinteraksi dengan yang digunakan untuk mengobati diabetes, bahkan ini dapat menyebabkan bahaya jika tidak dikelola dengan hati-hati. Selain itu, akses yang buruk ke perawatan medis yang tepat, dan menjadi lebih rentan terhadap gula darah rendah di usia yang lebih tua juga merupakan alasan mengapa mengobati diabetes bisa sangat sulit pada kelompok usia ini.